English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


PRINCES ECONOMY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Ekonomi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL

Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES LOVE GOD

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES ADVERTISING

Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***

Beli Pulsa Listrik Disini

www.opulsa.com

Sudut Pandang Arti Sukses

Setiap orang pasti ingin merasakan yang namanya sukses.Dan mereka punya makna sendiri-sendiri mengenai arti dari kesuksesan. Ada golongan yang mengatakan bahwa sukses itu adalah sesuatu yang berbau uang atau bisa di sebut kapitalisme. Namun ada juga yang berpendapat bahwa sukses adalah segala sesuatu yang bisa membuat seseorang merasa senang, contohnya: menolong orang lain, memberi barang, dll.
   
     Di golongan agama sukses adalah berhasilnya melewati segala cobaan. Sukses telah mendekatkan diri kita kepada sang pencipta (meskipun perasaan ini sangat jarang muncul). Namun dalam agama, sukses itu tidak ada akhirnya. Akan terus berkelanjutan dan tidak ada berhenti. Misalkan sukses puasa ramadhan,maka tahun depan pun harus berulang. Sukses ibadah haji, hikmah dan mawas diri akan sikap dan perilaku harus terulang dalam kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.

     Banyak orang merasa frustasi dengan kegagalan mereka dalam meraih apa yang dia inginkan, bahan tak sedikit yang mengambil jalan bunuh diri. karena merasa gagal dan tak berguna hidup di dunia ini. 

     Padahal setiap kesuksesan pasti dikedepannya juga akan timbul masalah. Karena sesungguhnya kebahagiaan di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua pasti ada saatnya akan hilang. Jadi kita sebagai manusia harus siap menghadapi segala keburukan yang akan menimpa diri kita. Percayalah, setiap cobaan yang menimpa diri kita adalah petunjuk dari Tuhan untuk menuju kebahagiaan yang abadi. Agar senantiasa langkah kita selalu dalam bimbingan Tuhan, kita harus selalu berdoa.

Ayah mengapa ibu menangis?"

 Suatu hari,ada seorang anak perempuan yang bernama Suci bertanya kepada ibunya, "Ibu,mengapa ibu menangis??"
Lalu ibunya menjawab,"karena ibu seorang wanita nak."
"Aku tidak mengerti bu?" kata Suci.
Ibunya hanya tersenyum manis dan memeluknya dengan erat.



    Kemudian Suci bertanya kepada ayahnya, "Ayah mengapa ibu menangis?"
"Ayah tidak tahu nak, ya begitulah ibumu suka menangis tanpa ada sebab yang jelas."
"Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan yang jelas."

    Semakin hari Suci pun tumbuh menjadi anak remaja,dan dia semakin bertanya-tanya mengapa wanita itu sering menangis? Hingga suatu malam, saat dia tidur dia bermimpi bertemu dengan Tuhan dan bertanya " Ya Allah, mengapa wanita itu mudah menangis?." Dan di dalam mimpi itu seolah-olah Tuhan mendengar pertanyannya dan menjawab:

     "Saat aku ciptakan wanita,Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur."

     "Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau sering kali menerima cerca dari si bayi saat dia beranjak remaja nanti."

      "Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat banyak orang yang sudah menyerah."

      "Kuberikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walaupun dia sudah merasa letih, merasa sakit, merasa penat, tanpa berkeluh kesah."

     " Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam keadaan dan situasi apapun. Walau sering kali anak-anaknya itu melukai hati dan perasaannya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anaknya ketika mengantuk menahan lelap. Sentuhan ini akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya."

     "Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya saat melalui berbagai kesulitan dan menjadi pelindung baginya. Ibarat,bukankah tulang rusuk yang melindungi jantung agar tak terkoyak? "

     "Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai istrinya. Walau sering kali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi."
   
      "Dan akhirnya, kuberikan wanita itu air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Ini bukan kelemahan bagi wanita karena sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan."

      Suci pun terbangun dari tidurnya,kemudian dia menghampiri ibunya yang sedang berdoa. Sambil menangis Suci memeluk erat tubuh ibunya dan berkata:
      " Aku mengerti mengapa ibu menangis,maafkan aku ibu." Dan dengan hati yang tulus di pelukan sang ibu dia berkata  " Aku sayang ibu.." Dan sang ibu pun memeluk erat tubuh Suci dengan mata berkaca-kaca.

     Dunia ini memang banyak keajaiban,ciptaan Tuhan yang begitu agung tapi tak satu pun yang menandingi dekapan kasih sayang dari seorang ibu. Karena ibu adalah wanita yang paling hebat bagi setiap anak-anaknya.

" Thank you mom, without you I do not mean anything...mmuuuahh :*. "

Belajar Membangun Kesempatan Untuk Berhasil

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil



kita hanya dekat dengan mereka yang kita
sukai. Dan seringkali kita menghindari orang
yang tidak tidak kita sukai, padahal dari dialah
kita akan mengenal sudut pkitang yang baru

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Jangan menolak perubahan hanya karena kita
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya kita merendahkan nilai yang bisa
kita capai melalui perubahan itu

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian kita dapat

Menghapus Rasa Kecewa

Pastinya semua kita tidak menginginkan adanya rasa kecewa yang terus membayang-bayangi kehidupan kita. Maka dari itu Princes membagikan 5 langkah atau cara menghapus rasa kecewa ke orang yang mengecewakanmu :

Menghapus Rasa Kecewa


1.  Ambil Keputusan Untuk Memaafkan

Sebenarnya kenapa kamu masih terus merasa kecewa, itu dikarenakan kamu belum benar-benar memaafkan kesalahan orang itu. Mau tidak mau, kamu harus ambil keputusan untuk mengampuni meski hal itu terasa berat tetapi sesungguhnya memaafkan bukanlah sesuatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Barengi dengan doa, karena hanya kekuatan dari Yang Maha Kuasalah yang akan memberikan kamu kekuatan untuk melakukan keputusan yang berat sekalipun.

2.  Mulai List Kebaikan dan Kelebihan Orang yang Mengecewakanmu

Mulai list kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan orang itu kepadamu. Dan juga mulai cari kelebihan-kelebihan orang itu yang tidak dimiliki oleh dirimu. Gunanya adalah agar kita menyadari bahwa kita bukanlah makhluk yang sempurna yang tak luput dari kelemahan atau kesalahan. Dengan begitu kamu tidak lagi melihat orang yang mengecewakanmu hanya dari sisi negatifnya karena sesungguhnya kamu juga memiliki kelemahan.


3.  Bersikaplah Secara Dewasa

“Bagaimana jika dia melakukan kesalahannya lagi di depan mataku, lalu seakan-akan ia tidak merasa bersalah dengan tindakannya ??“

Solusinya adalah bersikaplah dewasa dalam melihat kesalahan yang dibuat oleh orang lain, meski orang itu lebih tua darimu atau mungkin atasanmu. Karena sebagaimana Sang Pencipta juga masih terus memberikan pengampunan atas kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh ciptaan-Nya, seperti itulah juga kita harus memberikan maaf kepada mereka yang telah menyakiti ataupun mengecewakan kita. Karena apa hak kita dapat menghakimi kesalahan orang lain ??.

4.  Bangun Ulang Komunikasi yang Sehat Dengannya

Beranikan diri untuk membangun ulang komunikasi yang sehat dengan orang yang pernah menyakiti atau mengecewakan kita. Meski awalnya berat tapi percayalah saat kamu menemukan titik pembicaraan yang ‘ngeklik’ bersama dia, maka komunikasi akan mulai berjalan dengan baik dan menyenangkan.

5.  Bantu Dia Untuk Keluar Dari Kelemahannya

Setelah kamu rasa hubungan sudah kembali pulih, cari momen dimana kamu bisa memberi masukan tentang kelemahannya. Lakukan hal ini dengan hati yang tulus tanpa maksud ingin menyindirnya akan kesalahan yang ia pernah buat di masa lalu terhadapmu.

Dengan kamu melakukan langkah-langkah ini, sesungguhnya kamu sedang membawa dirimu untuk keluar dari kehancuran diri sendiri akibat konflik hati yang tak pernah terselesaikan. Kamu juga akan menjadi pribadi yang bisa menghadapi hari-hari dengan senyuman lebar, hati yang damai tanpa pergumulan akan konflik batin

Cintaku Dibagi

Jalanan begitu sepi, seorang gadis tengah berjalan melewati sebuah jalan yang memang selalu sepi. Di kanan-kirinya berjejer rumah-rumah gedong yang memang sepi. Pemiliknya kebanyakan tengah berada di luar kota ataupun hoteh untuk keperluan bisnis, sedangkan anak-anaknya sibuk masing-masing dan kerap kali mereka pulang malam. Kisha adalah salah satu anak dari orang tuanya yang sibuk bisnis di luar negeri. Dengan tak bersemangat ia berjalan kaki menuju rumahnya yang hanya sekitar seratus meter dari tempat taksi menurunkannya di depan gerbang kompleks itu. Pikirannya tengah melayang ke seorang pria sekampusnya yang siang tadi mencuri perhatiannya.

Cintaku Dibagi



“ternyata, Kanata itu cakep juga.” Gumamnya sambil senyum-senyum sendiri.

Di depan sebuah rumah bercat ungu, ia membelokkan langkahnya ke rumah tersebut yang memang tempat ia tinggal. Di rumahnya, seorang pembantu bernama mbok Uli tengah sibuk memasak di dapur. Rupannya ia tengah mempersiapkan hidangan makan siang untuk majikan kecilnya itu. Sedang kedua orang tuanya tengah berada di Jepang untuk urusan bisnis.

“siang mbok, hari ini masak apa nih?” tanya Kisha pada mboknya itu.

“ini, non. Masak rolade kesukaan non Kisha” jawabnya sambil menyiapkan hidangan yang baru saja dipindahkan dari dapur.

“wahhhh, enak nih!” seru Kisha memuji mbok Uli.

“silahkan, non! Mbok mau beresin dapur dulu” ujar mbok Uli seraya bergegas mengambil sebuah lap dan segera ke dapur. Sementara Kisha mulai menyantap makan siangnya itu.

Setelah selesai makan, ia barulah beranjak ke kamarnya di lantai dua rumahnya. Sementara bekas makannya Ia tinggalkan begitu saja karena akan dibereskan oleh mbok Uli. Iapun mengganti pakaiannya dengan pakaian sehari-hari.

***

Di lain tempat, seorang pria tengah menunggu adiknya di ruang keluarga sambil nonton TV. Biasanya, adiknya itu pulang sore dengan pacarnya, Aris. Sesekali ia mengecek ponselnya dan menuliskan pesan singkat untuk adiknya itu agar cepat pulang. Ia tengah menunggu anak dari ibu tirinya. Tak lama kemudian, sosok yang ia tunggu itu muncul dengan wajah kelelahan. Melihat kakak tirinya tengah duduk di sofa, iapun ikut membanting tubuhnya di dekatnya.

“Nontonin apa sih Kak?” tanyanya dengan tak bersemangat karena kelelahan.

“berita.” Jawab kakaknya itu. “pulang sama Aris, Ra?” tanyanya balik.

“iya kak.” Jawabnya singkat, kemudian ia pun menyandarkan kepalanya ke bahu kakak tirinya itu.
“capek banget, kak” keluhnya.

“Seira…” ujar kakaknya.

“kenapa kak?” tanyanya sambil masih bersandar pada kakaknya itu.

“kepala kamu berat!” ujarnya seraya menyingkirkan kepala Seira dari bahunya.

“ampun deh, kak Nata ini pelit amat!” pungkasnya. Iapunkemudian beranjak ke kamarnya. Meninggalkan kakaknya sendiri di ruang keluarga. Sementara kakaknya, Kanata hanya senyum-senyum sendiri.

***

Keesokan harinya, Seira diantar Kanata pergi ke kampus. Kebetulan kampus mereka sama dan usia mereka pun sebenarnya hanya beda tiga bulan. Menggunakan sebuah mobil berwarna silver, mereka berdua meluncur ke kampus.

Sesampainya di kampus, Seira segera beranjak ke kelasnya untuk mengikuti mata kuliah morphology and syntax di semester lima jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Sementara Kanata lebih memilih makan di kantin kampus karena jam belajarnya masih dua jam lagi. Ia berencana untuk makan mie ramen sembari menunggu waktu.

Sesampainya di kantin, iapun segera memesan makanannya dan duduk di sebuah meja yang didiami seorang gadis berambut pendek yang tengah menyantap nasi goreng. Gadis tersebut rupanya agak terkejut, sementara Kanata hanya tersenyum padanya.

“kamu Kanata kan?” sapa gadis berambut pendek tersebut.

“iya. Kamu kok tahu nama saya?” tanya Kanata heran bahwa gadis di depannya itu mengetahui namanya.

“kamu nggak inget? Kemaren kamu nemuin dompet aku yang jatuh di jalan.” Ungkapnya.

“ah, iya aku inget! Kamu Kisha ya, kalau nggak salah?” tanggap Kanata sembari mengingat kejadian kemarin.

“iya. By the way, makasih lho kemaren” ujar Kisha.

Tak terasa mereka pun semakin akrab mengobrol ini-itu sembari menyantap makan siang mereka. Setelah beberapa lama mengobrol, akhirnya mereka bertukar nomor ponsel dan alamat facebook. Setelah itu, Kanata beranjak untuk mengikuti mata kuliahnya. Kisha pun sama. Ia ada mata kuliah di jam yang sama. Mereka pun pergi ke kelas masing-masing.

***

Sepulang kuliah Kanata menunggu adiknya untuk pulang bareng di parkiran kampus. Ia telah berjanji untuk menunggu adiknya pulang. Tanpa disadari, seorang wanita telah berada di depannya dan menyapanya. Tapi wanita itu bukan Seira.

“lagi nunggu siapa nih?” sapa wanita itu, sedikit mengagetkan Kanata.

“eh, Kisha. Lagi nungguina adek gue nih” jawabnya.

“owh, boleh ditemenin?” tanya Kisha.

“oh, boleh donk! Sini duduk!” pinta Kanata pada Kisha yang baru duduk setelah ia dipersilahkan duduk oleh Kanata.

Tak lama kemudian, adik Kanatapun tiba tanpa disadari kakaknya. Melihat kakaknya tengah asyik ngobrol dengan seorang wanita, iapun tak menunjukkan keberadaannya yang tak disadari oleh Kanata. Kisha pun demikian. Meskipun ia mengetahui ada seorang wanita duduk tak jauh darinya, ia tak mengetahui bahwa Seira adalah adik pria yang sedang mengobrol dengannya.

“ngomong-ngomong, adik kamu kok nggak muncul-muncul ya?” tanya Kisha heran karena merasa Kanata telah lama menunggu.

“oh, iya ya! Lama ba….eh, nih orangnya!” seru Kanata, baru menyadari keberadaan adiknya. “ngapain lo diem aja gitu?” tambahnya.

“gue kan lagi ngeliatin kakak gue pacaran.” Jawab Seira sambil cengengesan.

“sialan lo! Bukan pacar kok, baru kenal juga kemaren!” sanggah Kanata.

Kemudian ia pun pamit pada Kisha dan segera pulang bersama adiknya itu.

***

Tak terasa seminggu sudah Kisha bertemu dengan Kanata. Setiap hari sejak pertemuannya, ia selalu mencari-cari topik untuk dibicarakan bersamanya. Entah itu di kntin ataupun tempat parkir. Kesimpulannya mutlak, ia telah terpikat oleh kakak Seira yang memiliki postur tubuh ideal, kulit putih dan model rambut yang stylish. Mengingatkannya pada mantan pacarnya sewaktu SMA dahulu, Rain. Sms dan telpon pun telah sering ia lakukan untuk Kanata. Kedekatan mereka mengalir begitu saja.

Di lain tempat, pria yang tengah dipikirkan oleh Kisha ternyata tengah memandangi adiknya yang tertidur di bahunya karena nonton bola. Dengan mengenakan kaos bola favoritnya, gadis berambut panjang itu bersandar pada kakak tirinya itu. Hal itu dak disangka telah membuat hati Kanata berdegup kencang. Pasalnya, meskipun Seira itu adiknya, tetap saja ia hanya adik tiri yang dipertemukan ketika mereka kelas tiga SMP.

Jam di dinding rupannya telah menunjukkan angka tiga. Maksudnya adalah jam tiga pagi. Seira dan Kanata rupanya sama-sama tertidur pulas di ruang keluarga. Tidak tidur di spring bed bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Kanata yang tadinya hanya memandangi adiknya pun terserang kantuk juga. Mereka tertidur hingga pagi menjelang. Merekapun bangun dengan muka panik karena sama-sama telat untuk pergi ke kampus.

“kenapa lo malah tidur sih, kak?!” keluh Seira sambil sibuk memakai sepatu dengan tergesa-gesa setelah mereka berdua telah siap untuk ke kampus.

“kamu juga tidur!” tukas Kanata tak kalah ngotot.

Mereka pun akhirnya pergi ke kampus bersama-sama menggunakan motor milik Kanata. Tak perlu waktu berjam-jam untuk sampai ke kampus. Cukup lima belas menit saja mereka sudah tiba di kampus. Kemudian meraka pun mengikuti mata kuliah masing-masing.

***

Hari ini, tidak seperti biasanya Kanata tak menunggu adiknya di tempat parkir. Sebagai gantinya, ia membonceng Kisha di motornya. Rupannya ia diajak oleh gadis berambut pendek itu ke sebuah restoran seafood. Dua porsi makanan pun dipesan mereka.

“kamu tumben ngajak aku makan, Sha?” kata Kanata dengan nada heran, karena baru pertama kali ke restoran dengan Kisha. “Ada acara apa sih?” tambahnya.

“emang nggak boleh ya?” tanya Kisha.

“ya boleh lah. Cuma aneh aja…” sambung Kanata.

Merekapun akhirnya beralih ke topi yang llebih menarik. Sambil menunggu makanan tiba, mereka bercerita tentang tugas-tugas di kampus serta dosen-dosen killer yang menjengkelkan mereka.

Tak lama kemudian, makanan pun datang. Dengan sedikit jaga image, mereka menyantap makanan mereka. Sesekali Kisha meminum jus alpukatnya untuk menghilangkan nervousnya. Begitupun dengan Kanata.

“Kanata..” ujar Kisha dengan agak ragu-ragu.

“kenapa, Sha?” tanya Kanata menanggapi.

“menurut kamu, aku gimana?” tanya Kisha.

“Gimana apanya?” tanya Kanata tak mengerti. Sejenak mereka pun menghentikan kegiatan makan mereka. Ada rasa menyelidik di mata Kanata pada Kisha. Sementara Kisha makin tertunduk karena gugup.

“Kalau aku sih, suka sama kamu!” jawab Kisha dengan kepala menunduk. Pipinya memerah dan perasaannya campur aduk. Sementara Kanata hanya diam seribu bahasa. Ia terlihat bingung dan tak menyangka aka nada seorang gadis yang menyatakan perasaannya padanya.

Setelah lama tak ada jawaban, Kisha akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatap Kanata. Rona mukanya yang semula memerah kini berubah ekspresi. Rasa malunya tiba-tiba muncul. Kecemasan pun muncul di raut wajahnya.

“aku bingung mau jawab apa ke kamu, Sha.” Ungkap Kanata.

“a.. ada cewek lain ya, di hati kamu?” tanya Kisha dengan terbata-bata.

“itu…,”
“aku ngerti kok. Lanjutin aja yuk makannya, hari udah mulai gelap nih.” Pungkas Kisha memotong perkataan Kanata.

Sejenak suasana pun berubah menjadi kaku. Tak ada lagi topik yang dapat mencairkan suasana. Acara makan malam pun menjadi datar, kemudian Kanata mengantar Kisha pulang ke rumahnya sebelum ia pun pulang ke rumahnya.

***

Di sebuah kamar bercat merah marun, seorang gadis tengah asyik telponan dengan pacarnya. Sejenak kemudian kakak tirinya masuk ke kamarnya dan dusuk di kasurnya dengan muka ditekuk.
“sayank, udah dulu ya nelponnya. Ada kakak aku nih.” Pintanya pada seseorang yang berada di dalam telpon. Kemudian tak lama setelahnya, telpon pun dimatikan.

“kenapa lo, kak?” tanya Seira sambil menggoda kakak tirinya itu.

“gue abis ditembak cewek, Ra.” Jelas kakaknya itu.

“serius lo kak? Trus gimana? Diterima nggak? Dari Kisha?” tanyanya dengan penuh semangat ke-kepo-an.

“nggak deh, aku nggak jawab apa-apa.” Jawabnya.

“lho, kenapa? Udah untung masih ada cewek yang mau sama lo! Emang ada cewek lain yang lo suka?” sesal Seira dengan nada kecewa.

“iya. Ada!” tegas kakaknya itu, membuat Seira tak dapat membalas perkataannya.

“siapa emang?” tanya seira dengan nada tak bersemangat.

“namanya Seira.”

“oh…, hah?! Maksud lo, gue?” tanggap Seira terperanjat.

“iya!” ujar Kanata, “lo mau jadi cewek gue? Gak mau kan?” tambahnya dengan nada kesal. Lalu iapun beranjak meninggalkan Seira yang tengah tertegun mendengar kata-kata kakaknya itu.

Lama terdiam, Seira segera beranjak dari kamarnya. Tempat yang ia tuju adalah kamar kakak tirinya itu. Untunglah kamar Kanata tak terkunci, iapun akhirnya masuk tanpa basa-basi dan duduk disamping Kanata yang tengah termenung.

“kak?” sahut Seira pada kakaknya itu. Namun kakaknya hanya terdiam.

“ini nggak bener kak! Seira cinta sama mas Aris. Bukan kakak.” Aku Seira, “lagian ini nggak boleh kak, kita saudara.” Tambahnya.

“kakak bodoh! Kisha itu cewek yang baik kak. Dengan ngungkapin perasaannya ke kakak, dia udah ngumpulin semua keberaniannya.” Kata Seira lagi.

“kamu bener, Ra. Ini salah! Aku emang bodoh.” Jawab Kanata, menyelami kata-kata adiknya barusan.

“aku seneng ternyata kakak sayang sama aku. Semoga kita tetep bisa saling menyayangi sebagai kakak-adik ya kak!” senyum Seira menyertai kata-katanya yang sangat bermakna bagi Kanata. Sementara Kanata hanya tersenyum simpul, kemudian ia memeluk adiknya itu erat.

***

Keesokan harinya, Kanata berusaha mencari Kisha sesegera mungkin di kampus. Seluruh tempat-tempat yang biasa Kisha kunjungi telah ia susuri, Namun tak ada sosok Kisha disana. Kanata tetap tak bisa menghilangkan cintanya pada Seira, namun ia tak ingin menutup hatinya untuk Kisha. Ia pun terus mencari gadis berambut pendek tersebut, hingga akhitnya ia temukan Kisha berada di depan kios photocopy. Nampaknya ia habis mengopy berkas-berkas penting untuk mata kuliahnya. Tanpa basa-basi Kanata segera menarik tangan Kisha dan mengajaknya ke taman. Kisha yang terkejut pun tak bisa mengelak.

“kamu kenapa?” tanya Kisha heran.

“Kisha, dengerin aku!” pinta Kanata, iapun sejenak menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya. “kamu mau jadi pacar aku?” tanya Kanata. Seketika Kisha mematung. Seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar.

“kamu serius?” wajahnya memancarkan kegembiraan, “eh, tunggu dulu! Cewek yang kamu suka gimana?” seketika wajahnya berubah lagi.

“kamu nggak perlu mikirin soal itu. Yang penting sekarang, aku mau ngebuka hati aku buat kamu.” Jelas Kanata.

“aku mau kok!” jawab Kisha dengan pasti dan penuh kegembiraan.

Sementara itu, jauh di sudut taman kampus, Seira tengah mengawasi kakaknya itu dengan senyum bahagia. Langkahnya terhenti setelah melihat kakaknya itu tengah menarik tangan seseorang ke taman.

“akhirnya…..” gumamnya lirih.

Wajah yang dipenuhi senyum itu seketika dibasahi airmatanya yang tiba-tiba mengalir. Perasaannya bercampur antara senang dan sedih. Tanpa sepengetahuan Kanata, Seira pun menyukai kakak tirinya itu. Namun, ia tahu mana batasan antara seorang kakak dan adik. Ia pun akan menjalani hidupnya dengan seorang pria yang memang sangat mencintainya.

Ketika Cinta Tak Terucap

Karin punya pacar, Namanya Andri. Karin sudah lama berteman dengan Andri, tahun lalu, ketika mereka pergi ke perjalanan wisata sekolah. Karin mulai menyadari kalau ia jatuh cinta sama Andri. Sebelum Perjalanan itu berakhir, Karin mengambil langkah untuk menyatakan cintanya pada Andri. Dan Andri pun mau menerimanya, mereka pun menjadi sepasang kekasih , tapi cara mereka saling mencintai sedikit berbeda . karin selalu berkonsentrasi pada diri Andri dan sangat mencintai pribadinya, tetapi disisi lain, Andri tak pernah menganggap Karin ada. Bagi Karin, Andri adalah satu-satunya pria yang ia cintai , tapi buat Andri, mungkin Karin sebagai pacar cadangan saja. "Andri, apakah kamu ingin pergi menonton film ?" Tanya Karin.

Ketika Cinta Tak Terucap


" Saya tidak bisa" jawab Andri
 " Kenapa, apa kamu sibuk ?" Karin dengan perasaan kecewa.
"Tidak ... aku akan bertemu seorang teman" Jawab Andri. Andri selalu seperti itu . Andri sering bertemu gadis di depan mata Karin, seperti menganggap Karin tidak ada. Baginya, karin hanya pacar simpanannya saja. "Kata 'Cinta' hanya keluar dari mulutku . Sejak aku mengenalnya , aku tidak pernah mendengar dia mengatakan 'Aku Mencintaimu' terhadapku. Dia tidak pernah mengatakan apa-apa dari hari pertama kita pacaran. Setiap hari, dia hanya memberikan Aku sebuah boneka, setiap hari. Aku tidak tahu mengapa?" karin dengan penuh tanya dalam hatinya.Kemudian suatu hari ...

 Karin : "emm.. Andri , aku.."
Andri : "Apa?"
Karin :  "Aku mencintaimu."
Andri :  (hanya memberikan sebuah boneka lalu pulang). Itulah bagaimana Andri mengabaikan Karin. tak ada sepatah katapun dan Andri hanya memberikan boneka itu. Kemudian ia pergi, seperti sedang menghindar. Karin menerima boneka dari Andri hampir setiap hari, hingga ruangan kamar Karin penuh dengan boneka pemberian Andri.

Lalu suatu hari datang, tanggal 15 ulang tahun Karin berusia 19 tahun . Ketika Karin bangun di pagi hari, Karin selalu membayangkan merayakan ulang tahunnya berdua bersama Andri ditaman penuh bunga-bunga. karin pun menunggu Andri untuk menelponnya. Tapi ... siang berlalu, malam berlalu. dan langit pun sudah gelap. Andri belum juga menelpon Karin, hingga Karin tertidur. Kemudian sekitar jam 2 pagi hari, tiba-tiba Andri menelepon Karin hingga terbangun. Dia menyuruh Karin untuk keluar rumah. Dan karin pun menyambutnya dengan suka cita, Karin terus membayangkan hal indah yang selalu dia bayangkan.

Karin : "Andri..?"
 Andri : "Disini ... ambil ini "Sekali lagi , dia memberikan Karin sebuah boneka kecil.
Karin : "Apa ini?"
 Andri : "Kemarin Aku lupa memberikannya sama kamu , jadi Aku memberikannya sekarang. Aku akan pulang sekarang, bye.."
Karin : "Tunggu, tunggu ! Apakah Kamu tahu hari apa ini?"
 Andri : "Hari ini? Aku tidak tahu"
Karin merasa sangat sedih , Karin pikir Andri akan ingat hari ulang tahunnya. Andri pun berbalik dan pergi seperti tidak ada yang terjadi. Lalu Karin berteriak: "Tunggu ... !!"

Andri : "Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?"
Karin : "Katakan padaku , katakan padaku kau mencintaiku."
Andri : "Apa? !"
Karin : "Katakan!" (Karin sambil memeluk Andri dari belakang). berharap, Andri bisa mengatakan bahwa dia mencintai Karin. Tapi kenyataanya Andri hanya bicara dingin. "Aku tidak ingin mengatakan itu, jika kamu kecewa mendengarnya, silahkan mencari penggantiku" Lalu Andri pergi. mendengar itu Karin menangis dan  terjatuh ke tanah. "mengapa andri tidak bisa mengatakan Cinta padaku, Bagaimana dia bisa? Aku merasa bahwa Mungkin dia bukan pria yang tepat untukku." tangis karin

Setelah hari itu, karin diam sendiri di rumah sambil menangis, hanya menangis. tetapi Andri tetap saja tak bisa mengatakan cinta terhadap Karin. Andri hanya terus memberikan boneka kecil setiap pagi dan meletakkannya di luar rumah Karin. Hingga boneka-boneka itu menumpuk di kamar Karin.

Setelah satu bulan berlalu, Karin mulai bersekolah lagi. Tapi apa yang dilihat karin sungguh menyakitkan, karin melihat Andri jalan dengan gadis lain, . Karin langsung berlari dan kembali ke rumah dan melihat boneka-boneka itu di kamarnya, sambil menangis karin berkata "Kenapa dia memberikan boneka-boneka ini kepadaku, Apa Boneka-boneka diberikan juga dengan gadis lain?" dalam kemarahannya Karin melempari boneka itu. Lalu tiba-tiba, telepon berdering, yang ternyata Andri. Andri menyuruh Karin untuk datang ke halte bus di luar rumah Karin. Karin mencoba menenangkan diri dan pergi ke halte bus. Karin terus berjanji dalam hati bahwa ia akan melupakan Andri, dan meminta putus. Lalu Andri datang ke hadapan Karin, sambil memegang sebuah boneka besar.
 
Andri : "Karin , Aku pikir Kamu marah, Tapi kamu benar-benar datang" (sambil menyodorkan boneka besar)
Karin : "Aku tidak membutuhkannya."
Andri : "kenapa?"Lalu Karin mengambil boneka itu dari tangannya dan melemparnya di jalan. Karin : "Aku tidak butuh boneka ini , aku tidak membutuhkannya lagi ! Aku tidak ingin melihat orang seperti kamu lagi!". Tapi tidak seperti hari-hari lain , suara Andri sangat gemetaran. "Maafkan aku" Andri meminta maaf dengan  suara kecil. Lalu Andri berusaha mengambil boneka itu di jalan. Karin : "Kamu bodoh! Mengapa kamu mengambil boneka itu? !"

Tapi Andri mengabaikan Karin dan mengambil boneka itu . Lalu ..."Peeep.... Peeep...!!!"Dengan klakson keras, sebuah truk besar sedang menuju ke arah Andri."Andri ! Pergi ! Menjauh ! " Teriak Karin. Tapi Andri tidak mendengarkan Karin, Andri berjongkok dan mengambil boneka itu . " Boom ! " Suara itu , begitu mengerikan .Itulah bagaimana Andri pergi meninggalkan karin. Itulah bagaimana Andri pergi tanpa membuka matanya untuk mengatakan satu kata cinta kepada Karin.Setelah hari itu , Karin harus menjalani kehidupan dengan sendiri diselimuti kesedihan yang begitu mendalam Dan setelah menghabiskan dua bulan seperti orang gila, Karin mengambil salah satu boneka yang pernah diberikan Andri."Hanya Boneka-boneka ini kenangan saya dengan kamu, Aku ingat hari-hari aku menghabiskan waktu bersama dia, ketika kita sedang jatuh cinta" racau karin seperti orang gila." Satu ... dua ... tiga ... " Karin mulai menghitung boneka." Empat ratus delapan puluh lima buah boneka " Itu semua berakhir dengan 485 boneka .Karin kemudian mulai menangis lagi, dengan boneka dalam pelukannya, karin memeluk erat-erat boneka itu, lalu tiba-tiba ..." Aku mencintaimu ~ , aku mencintaimu ~ " Karin terkejut, lalu menjatuhkan boneka itu,Lalu Karin mengambil bonekanya kembali dan menekan perutnya ." Aku mencintaimu ~ Aku mencintaimu ~ "

" Aku mencintaimu ~ "" Aku mencintaimu ~ "" Aku mencintaimu ~ "Kata-kata keluar dari boneka itu tanpa henti. Aku ... mencintaimu ... "Mengapa aku tidak menyadari kalau hatinya selalu di sampingku , melindungiku. Mengapa aku tidak menyadari bahwa dia mencintaiku sebanyak ini ?" Karin mengambil boneka di bawah tempat tidur dan menekan perutnya, itu adalah boneka terakhir, salah satu yang jatuh di jalan, dengan noda darah di atasnya. dan Suara yang keluar dari boneka besar itu." Karin... Apakah kamu tahu apa hari ini ? Kita sudah saling mencintai selama 486 hari . Apakah kamu tahu apa yang 486 ? Aku tidak bisa mengatakan aku mencintaimu ..  karena aku terlalu malu ... Jika kamu memaafkan Aku dan mengambil boneka ini , aku akan mengatakan bahwa aku mencintaimu ... setiap hari ... sampai aku mati ... Karin ... I love you ... "Air mata datang mengalir keluar dari ke dua mata karin. "Kenapa? Kenapa? Aku bertanya Tuhan , mengapa saya baru mengetahui semua ini sekarang? Dia tidak bisa berada di sisiku , tapi dia mencintaiku sampai menit terakhir nya ..." Karin dengan penuh tangis

_Tamat_

Kadang cinta memang tak pernah bisa dimengerti, seperti cinta di atas. teruslah berbaik sangka terhadap pasanganmu, dan tanyakan untuk memastikannya

Aku menyanyangimu Suamiku

Suamiku tertidur di sebelahku, aku mengamati dan memandangnya… Ya Allah aku telah banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu… Ya Allah betapa aku merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas memperlakukannya seperti ini…

cerpen


Pembaca.. kisahku ini dimulai ketika aku diterima menjadi seorang karyawati di sebuah perusahaan swasta di sebuah kota di Kalimantan. Belum lama aku bekerja di perusahaan tersebut tepatnya baru 5 bulan, bosku memperkenalkan aku dengan sahabatnya.

Sahabat bosku ganteng, kaya, dewasa, pekerjaannya pun mapan, jika dibandingkan dengan pacarku atau lebih tepatnya bisa dibilang suamiku karena kita diam-diam sudah menikah sirih, tetapi perusahaan tidak pernah tahu kalau aku sudah menikah karena masa dinas yang tidak memperbolehkan karyawan menikah sebelum satu tahun bekerja. Suamiku hanya seorang admin di sebuah perusahaan asuransi dan masih menyelesaikan kuliahnya, jika dibandingkan dengan sahabat bosku yang sudah mapan, kaya, dan ganteng itu sungguh sangat jauh berbeda.

Awalnya aku menolak menerima cinta sahabat bosku tersebut, dengan menangis-nangis dia memohon agar aku mau menerima cintanya. Tapi memang awalnya aku belum tertarik padanya, aku merasa tahu diri bahwa aku sudah bersuami dan aku sangat mencintai suamiku itu, dengan membayangkan masa-masa dulu bahagia dengan cinta yang kami bina.

Tetapi dengan penuh cinta, sahabat bosku tersebut berusaha terus mendekatiku. Dia menelpon, sms, menghubungiku melalui Facebook, dan dengan cara-cara lainnya. Meskipun dia jauh di Jakarta, tetapi tidak memupuskan semangatnya untuk mengejarku. Tanpa disadari aku mulai kehilangan dia ketika dia sehari saja tak menghubungiku, aku merindukannya ketika sejam saja dia terlambat menanyakan aku apa sudah makan siang atau belum, aku merasa nyaman dengan kedewasaanya, kasih sayangnya, dan semua perlakuannya kepadaku.

Pada suatu hari kami bersepakat untuk bertemu, dia bela-belain ke Kalimantan hanya untuk menemuiku. Dia utarakan niatnya untuk memperistriku tapi karena aku juga mulai mencintainya akupun berniat memilihnya untuk menjadi suamiku yang sebenarnya. Aku berniat untuk meminta cerai talak kepada suamiku yang sekarang. Tapi karena aku tahu bahwa aku sudah tidak perawan karena aku sudah menikah sirih dengan suamiku yang sekarang. Kuceritakan kondisi diriku yang sebenarnya kepada sahabat bosku tersebut.

Dia menangis seolah tidak terima bahwa seseorang yang sangat dicintainya dan dipilih untuk menjadi istrinya tidak sesuai dengan kriteria dirinya dan keluarganya. Dia bilang kalau dia pribadi bisa menerima aku apa adanya karena dia sangat mencintaiku, tapi untuk memperkenalkan aku kepada keluarganya dia bilang belum bisa dan belum sanggup melakukannya.

Dia tak tahu apakah keluarganya mau menerimaku atau tidak jika calon menantunya adalah seorang janda. Karena di dalam keluarganya harga diri, nama baik, status sosial, bibit, bebet, dan bobot adalah sangat menjadi pertimbangan.

Aku sangat kecewa dengannya, aku berusaha melupakannya setelah pertemuan itu, tetapi tidak kusangka dia tetap menelponku meski dia tahu bahwa aku tidak seperti yang dia mau. Dia tetap berusaha menjaga hubungan cinta kami. Lama kelamaan aku menyadari bahwa dia memang benar-benar mencintaiku. Aku tidak pernah merasakan cinta seperti dia mencintaiku, mengagumiku. Aku merasa menjadi wanita yang paling cantik dan sempurna di dunia karena dicintai seseorang pria dewasa seperti dia.

Akhirnya kita tetap berhubungan, tak ayal berhubungan badanpun sudah menjadi suatu kebutuhan dan sebuah ungkapan untuk kami melepas rindu. Meski jarak memisahkan kami tetapi tidak memupuskan semangat kami untuk memadu cinta. Sebulan sekali kami pasti bertemu, entah dia yang ke Kalimantan atau aku yang ke Jakarta hanya untuk menemuinya. Meski aku harus berbohong kepada keluarga besarku dan suamiku soal seringnya aku harus keluar kota. Aku selalu membuat alasan kalau aku mendapat tugas dinas keluar kota dari kantor. Dengan penuh kesabaran suamiku selalu mengantarkan aku ke bandara jika aku mau ke jakarta dan menjeputku lagi di bandara saat aku kembali ke Kalimantan.

Hari demi hari, bulan demi bulan pun berlalu, kami terus memadu kasih melalui dunia maya, handpone dan sebagainya. Suatu hari keluargaku berniat menikahkan aku secara resmi dengan suamiku, aku bingung harus berbuat apa. Sedangkan aku sudah tidak mencintainya lagi, semua sudah pudar seiring berjalannya waktu. Tetapi aku pun tidak pernah mendapat kepastian dari sahabat bosku itu tentang hubungan kami.

Hubunganku dengan sahabat bosku yang tidak tahu kemana akan dibawa membuatku berpikir dua kali. Sampai kapan aku terus mengharapkannya, sedangkan dia seolah lebih mencintai keluarganya dibanding aku. Meskipun dia rela melakukan apa saja untukku tapi tidak untuk menentang keluarganya demi aku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menjalani pernikahan resmiku bersama suamiku. Meski cintaku kepadanya sudah tidak seperti dahulu lagi tapi aku tidak ada pilihan lain. Daripada aku menunggu selikuhanku yang tidak pernah ada kepastian. Dan akhirnya aku pun menikah resmi.

Sahabat bosku itu terus menelponku dan menangis, dia merasa dia juga tidak bisa berbuat apa-apa atas kehidupannya bersamaku. Tapi entah mengapa aku merasa nyaman, tenang, dan bahagia atas pernikahan resmiku bersama suamiku. Meski cintaku tidak lagi sepenuhnya seperti dahulu.

Hari demi hari aku lalui dengan berusaha menjadi ibu rumah tangga yang baik di depan suamiku meski aku tidak setia kepadanya. Hubunganku dengan selingkuhanku pun terus berlanjut, tak berbeda dengan sebelum aku menikah kami tetap saling mengunjungi entah aku ke Jakarta atau dia yang ke kalimantan. Dia tetap mencintaiku seperti dulu, tidak berubah. Dia tetap mengagumiku, memujaku seperti dulu, bahkan kami sempat untuk berencana memiliki anak. Kami terus berusaha untuk bisa segera punya anak, sama seperti suamiku yang ingin segera memiliki anak dari pernikahan kami.

Satu bulan, dua bulan, akhirnya bulan keempat pun tiba. Aku merasa tidak mendapatkan haid di bulan itu. Seminggu setelahnya aku periksa kedokter ternyata hasilnya positif, iya aku hamil. Meski aku belum tahu anak siapa yang aku kandung tapi berita ini membuat kedua laki-laki yang sama-sama mencintaiku itu sangat bahagia.

Tapi entah kenapa aku tidak yakin kalau ini anak selingkuhanku, karena dilihat dari frekuwensi kami bertemu hanya sebulan sekali, meski setiap kali kami bertemu kami pasti berhubungan badan. Pernah suatu hari selingkuhanku menanyakan kepastian siapa bapak dari anak yang aku kandung, tapi aku meyakinkan dia bahwa untuk tidak terlalu berharap karena menurutku labih baik dia kecewa sekarang daripada nanti setelah aku melahirkan, dia lebih kecewa lagi ketika dia tahu bahwa si kecil ngga mirip dia.

Hari ke hari, bulan ke bulan, sampe akhirnya tiba waktu aku melahirkan. Suamiku yang setia menungguiku dari awal aku merasa kesakitan sampai saatnya aku bertaruh nyawa melahirkan anakku, anakku yang aku belum tahu siapa bapaknya. Dari pagi sampai pagi lagi suamiku dengan sabar mendampingiku, memberiku support dan semangat. Sampai dia tertidur di sebelahku, aku mengamatinya dan memandangnya ya Allah aku telah banyak menyakitinya, menghianatinya tanpa pernah dia tahu. Seandainya dia tahu perbuatanku yang sangat bejat ini mungkin dia tidak akan pernah mau melihat mukaku lagi dan mungkin aku akan kehilangan laki-laki yang sangat setia dan baik ini.

Rasa ibaku muncul, tiba-tiba aku ingat masa-masa dulu aku bersamanya merajut cinta. Susah senang kami jalani bersama tanpa mengeluh. Cintaku kembali bersemi untuk suamiku, rasa iba itu membawaku kembali mencintainya, menyayanginya, ya Allah betapa aku merasa diriku hina sekali dihadapannya. Aku tidak pantas memperlakukannya seperti itu. Ternyata aku sadari bahwa masih ada setitik rasa cinta untuk suamiku.

Akhirnya aku pun melahirkan buah hatiku, yang banyak orang menantinya. Dia cantik, putih bersih, mungil. Wajahnya mirip sekali denganku, tetapi bentuk tubuhnya mirip sekali dengan ayahnya, ya! Ayahnya yang tegap, tinggi besar, dan bertulang besar, dia adalah suamiku. Suamiku yang sah yang akupun mulai mencintainya lagi, menyayanginya. Ternyata bapak dari anakku adalah suamiku yang sah, entah kenapa pula aku sangat bahagia mengetahui bahwa ayah kandung dari anakku adalah suamiku sendiri, suami yang sah, yang aku khianati sejak lama.

Akupun menelpon selingkuhanku untuk memberi tahu kabar baik ini kepadanya, meski belum tentu ini adalah kabar menggembirakan buat dia. Setelah kuberi tahu, dia seolah sudah siap atas segala kemungkinan yang akan terjadi, kemungkinan bahwa si mungil cantikku itu bukanlah keturunanya. Kami sempat berkomunikasi melalui video call di rumah sakit, dan akupun menunjukkan si kecil padanya.

Dia tetap bahagia meski dia tahu bahwa anakku bukan darah dagingnya. dia selalu menanyakan kabar anakku setiap dia menelponku. Dia juga ikut cemas jika si kecil sakit. Bahkan dia mengirimkan kado istimewa untuk si kecil. Aku tidak pernah tahu terbuat dari apakah cintanya buatku. Seperti apapun kondisiku dia tetap mencintaiku dan memujaku.

Tapi aku kini telah sadar, aku mulai mencintai suamiku lagi, mulai menyayanginya lagi. Dan aku pun mulai jarang menghubungi selingkuhanku. Tapi meski begitu dia tidak pernah putus asa untuk selalu menjalin hubungan baik denganku. Baginya meskipun dia tidak bisa memilikiku paling tidak dia tetap bisa berteman denganku, tahu kabarku. Bahkan dia mengirimkan uang untuk kado si kecil. Membelikan boneka saat dia ke kotaku di kalimantan. Aku sangat menghargai cintanya buatku, tapi aku sadar bahwa aku sudah bersuami dan bahkan sekarang ada si kecil yang selalu membuatku sadar akan kodratku dan statusku.

Aku menyanyangimu Suamiku.. meski di hatiku sudah terbagi dengan yang lain meski secuil. Maafkan aku, tapi aku berjanji aku tidak akan meninggalkan kalian suamiku dan anakku, kalian tetap nomor satu bagiku. Aku mencintai kalian, kalian adalah semangat hidupku.

Di Balik Pintu Ku Menangis

Dilan merapatkan jaketnya. Angin malam mendesau dan berloncatan masuk ke dalam rumah, meniup bulu kuduknya dan mendinginkan tapak kakinya. Entah mengapa angin malam ini teramat asing. Ia mendongakkan kepalanya ke langit. Berserak bintang-bintang yang tak seberapa. Lalu mulai melangkah menuju tempat yang sama sekali tak ada dalam peta rencananya sambil iseng menghitung bintang yang terangnya dikalahkan lampu petromaks di ujung gang.

Cerpen


Ia berjalan menyusuri trotoar yang penuh lobang. “Aku ingin sekali memakan sesuatu yang teramat masam.” Dilan teringat permintaan istrinya ketika ia selesai sholat malam. Dalam pikirannya, tak ada makanan yang lebih masam ketimbang rujak. Ya, rujak akan memenuhi selera istrinya. Tapi malam begitu kental pekatnya. Dan angin seperti menusuk-nusuk dengan kukunya yang semu.

Rasni memandang tetesan demi tetesan cairan infus yang jatuh ke selang. Begitu pelan. Tetesan cairan itu jatuh bersamaan dengan butiran-butiran airmata dari danau matanya. Kemudian sesuatu —entah di mana— lamat-lamat terdengar suara, seperti tangis seorang bayi. Tapi tak ada. Tak ada.

“Apakah ranjang bayi pesanan kita sudah datang?” tanya Rasni pada Dilan suaminya. Suaranya begitu tipis terdengar di telinga Dilan.

Dilan tak mengucap sebuah jawab

“Susu untuk ibu hamil itu masih ada? Rasni kembali bertanya. Namun Dilan kembali tidak mengucap sebuah jawab. “Kau tahu? Aku sudah menyelesaikan rajutan kaus kaki yang lucu untuk anak kita. Kau mau lihat ?”

“Kau istirahat saja. Tubuhmu masih lemah.” Akhirnya Dilan melepas suara. Lalu ia beranjak keluar dari ruang rawat inap itu. Dan kemudian terdengar suara seperti tangis yang tertahan di balik pintu.

Seketika darah dalam kepala Dilan menggelegak. Ia ingin marah dan berteriak sekuat tenaganya. Tapi tak ada siapa pun di rumah sakit itu yang patut ia marahi. Pula kepada Tuhan. Ia tak punya sedikit pun keberanian untuk protes kepada Tuhan perihal lebatnya bencana yang menimpa dirinya dan istrinya, Rasni. Dilan pun urung melepas teriakannya. Lalu kemudian kembali menghampiri Rasni yang terbaring lemah dengan sebuah selang berjarum di tangan kirinya.

Ia membelai lembut kening Rasni. Menatap matanya dalam-dalam dan memaksakan sebuah senyum di wajahnya.

“Kau tahu, sayang. Air matamu yang jatuh perlahan itu terlalu mahal harganya. Kita tak akan sanggup membelinya kembali ketika air itu habis. Cairan infus di tabung itu belum seberapa harganya ketimbang air mata itu” Bisik Dilan kepada istrinya. Namun Rasni tetap menangis.

Di luar orang-orang berlalu-lalang dari sudut dan simpang yang berbeda-beda. Hujan pun turun dengan kejam. Rasni dan Dilan merasa seperti sepasang manusia yang terasing dari peradaban. Tak akan ada yang menjenguk parasaan mereka.

“Maukah kau mendengar lagi cerita tentang kanak-kanak yang berlarian di surga?”

“Aku sudah jemu mendengarnya. Kau selalu menceritakan itu padaku setiap malam.” Jawab Rasni.

“Tapi kali ini berbeda, sayang. Di surga itu kini ada seorang kanak yang baru saja datang. Kau tahu? Mereka sangat bahagia dengan kedatangannya. Malah ada yang teramat iri melihat sayap di punggung anak yang baru datang itu.”

“Apakah itu anak kita?” tanya Rasni.

“Ya, itu anak kita. Ia sangat berbahagia di sana. Ia juga sangat berbahagia telah menjadi bagian dari cerita kita ini.” balas Dilan.

“Tapi aku ingin ia ada disini. Mengenakan kaus kaki lucu rajutanku, atau bermain dengan sepeda mungil itu. Seharusnya ia bersama kita kan?”

“Ia adalah anak yang terpilih. Ia telah ditakdirkan untuk mengenakan kaus kaki lucu itu di surga. Di sana ia juga bisa bermain sepeda sepuasnya.” Balas Dilan sambil membenarkan letak bantal di pundak istrinya.

“Tapi aku sangat ingin ia ada di sini. Bersama kita.” timpal Rasni dengan binar mata yang mulai berkaca-kaca.

“Kau tahu, sayang. Sebagai orang tua kita sudah berhasil mengantarkannya ke tempat paling menawan. Ia tidak perlu bergelut dengan sandiwara konyol di dunia ini. Kita mestinya berbahagia bukan?” Dilan mencoba meyakinkan istrinya.

“Lalu kepada siapa harus kita berikan nama-nama yang kita reka dulu? Bukankah dialah yang sepatutnya menyandang nama itu.” rajuk Rasni dengan suara serak. Ia mencoba menahan dirinya untuk tidak menangis. Dan itu usaha yang gagal.

“Suatu saat Tuhan akan mengirimkan lelaki tampan atau perempuan jelita untuk kita berikan nama-nama itu. Kita hanya harus mengabadikan kesabaran. Kemasilah kesedihan di dalam dada dan matamu itu. Kita tak perlu bertangisan.” Ucap Dilan sembari menyeka air yang jatuh dari mata istrinya yang tiris. “Besok pagi kita akan pulang. Untuk sementara kita akan tinggal di rumah Ibumu. Aku akan berusaha merebut kembali rumah kita yang dieksekusi itu.” bujuk Dilan pada istrinya agar ia bisa mengusir kabut di wajahnya.

Paginya mereka meninggalkan rumah sakit itu. Setelah rumah mereka dieksekusi, mereka memilih menetap di rumah orang tua Rasni sambil berharap mereka bisa mendapatkan rumah mereka kembali. Masih kuat ingatan di kepala Dilan ketika istrinya jatuh dari tangga setelah mendengar kabar dari pengadilan bahwa mereka harus melepaskan hak mereka terhadap rumah mereka sendiri. Pengadilan memutuskan bahwa sesorang yang sekalipun tak pernah mereka temui memiliki dokumen sah terhadap tanah yang saat ini ditempati Dilan dan Rasni. Ketika itulah mereka harus menerima kenyataan bahwa sebuah kamar mungil di rumah mereka yang antik mungkin tak akan pernah digenangi pipis oleh seorang nyawa telah gugur dari kandungan Rasni—entah karena shock atau jatuh.

Ketika makan malam, Rasni meminta Dilan untuk membuatkannya segelas susu untuk ibu hamil dan mengambilkannya suplemen yang biasa ia minum.

“Sudahlah, Ni. Susu dan suplemen itu tak perlu lagi kau minum. Kuatkanlah hatimu. Suatu saat kau pasti akan meminum susu itu lagi.”

“Apa maksudmu? Aku harus rutin meminum susu dan suplemen itu. kalau tidak kandunganku tidak akan sehat.”

Dilan berhenti menaruh sendoknya dengan pelan ke bagian kanan piring. Ia ingin mengatakan bahwa setelah keguguran, susu dan suplemen itu tak perlu diminum lagi. Namun ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk tetap membuatkan susu itu untuk Rasni.

Tatapan mata Rasni seperti sebuah ruang kecil samar dan kosong setelah meminum susu buatan suaminya. Terkadang ia salah menyuapkan makanan ke mulutnya sehingga makanan itu berlepotan di dagu atau di pipinya. Dilan mencoba untuk memaklumi sikap istrinya yang belum terbiasa dengan musibah itu. termasuk dengan permintaan-permintaan konyol yang sering terlontar dari mulut istrinya tersebut, seperti permintaan untuk dibelikan buku cerita anak-anak, kaset tape untuk ibu yang sedang mengandung, majalah balita atau buku panduan senam untuk kesehatan janin.

“Seandainya dulu kita tidak makan di piring sumbing itu, pasti semua tidak akan begini.” Ucap Rasni masih dengan tatapan mata kosong. Dilan hanya bisa terpaku diam mendengar istrinya bicara. “Aku rasa ini kutukan dari ular dan tikus yang kau bunuh ketika azan magrib itu. atau karena jimat kampung yang katamu menjaga keselamatan itu” lanjut Rasni.

“Ini tak ada hubungannya dengan mitos-mitos itu.” akhirnya Dilan mengomentari perkataan istrinya.

“Kalau bukan karena itu, tentu kita sudah mendengar suara bayi kan di rumah ini!” balas Rasni.

“Inilah yang disebut takdir, Rasni. Semua sudah ada di catatan rencana Tuhan.” Dilan kembali menimpali.

“Tapi jika saja dulu kau mau mengganti piring yang ujungnya sumbing itu, rutin mengantarkanku setiap minggu ke dokter atau tidak membunuh ular dan tikus-tikus itu, tentu hal ini tidak akan tercatat di rencana tuhan itu bukan?”

“Piring-piring sumbing, jimat, sambal pedas, buah pinang, ular dan tikus itu juga sudah termasuk rencana tuhan, Rasni. Aku tahu kau kecewa. Tapi kini aku ingin kau menjadi perempuan yang kuat, Rasni.” Balas Dilan dengan suara yang menggelegar. Kemudian terdengar suara hempasan pintu kamar yang mengagetkan cicak-cicak yang barangkali ikut mendengar pembicaraan mereka tadi. Lalu dari luar terdengar sesuara. Seperti tangisan. Entah siapa yang menangis di balik pintu, namun yang pasti, semenjak itu tangisan selalu terdengar ketika malam. Tangisan itu selalu diawali oleh bunyi hempasan pintu lalu dibarengi oleh bunyi piring atau gelas pecah.

Azan magrib di masjid belakang rumah Dilan belum selesai ketika dengan tiba-tiba Rasni merasa sesuatu akan meledak dari perutnya. Sesuatu yang tak bisa di tahan dan harus dimuntahkan. Ia bergegas berlari sekuat tenaga menuju kamar kecil meski ia merasa seperti dihoyong gelombang.

Namun, badai dari dalam perutnya tak tertahankan dan terlanjur dimuntahkan sebelum ia sampai di kamar kecil. Kemudian ia terjatuh dan tak mengingat apa-apa lagi sampai ia menemukan dirinya terbaring di kamarnya, dan disana ada suaminya yang sedang mengulum senyum bersama Bapak Fendi yang merupakan seorang dokter spesialis kandungan yang sudah satu tahun lebih tidak dijumpainya.

“Kau masih ingat bapak Fendi ini kan, sayang? Kau tahu untuk apa beliau setelah sekian lama kembali menengok kita?” sambut Dilan ketika istrinya telah sadarkan diri. Rasni menggeleng pertanda ia tak mengerti.

“Akan ada sebuah nyawa mungil di dalam perutmu ini.” sambung Dilan sekenanya hingga membuat Rasni tak sanggup berkata suatu apapun kecuali membahasakan keceriaannya dengan mata yang berkaca-kaca.

Lalu dengan tiba-tiba, ketika jam dinding berdentang di tengah malam, Rasni meminta Dilan untuk mencarikannya sebuah makanan yang sangat masam. Sebuah makanan yang sanggup melawan pahit di ludahnya. Walaupun angin malam begitu menusuk tubuhnya, Dilan menyanggupi untuk mencari makanan yang masam untuk istrinya.

Dengan menyusuri trotoar yang lengang, Dilan berharap bakal menemukan orang yang menjual rujak. Ia terus mencari meski ia tahu selarut ini tak akan ada orang yang berjualan rujak kecuali deretan gerobak sate, nasi goreng, kacang goreng dan sekoteng. Namun, sesuatu dalam dadanya menguatkan kakinya untuk mencari orang yang berjualan rujak yang masam itu, karena betapa ia telah jemu menangis dan mendengar tangisan di balik pintu.

Dan betapa ia merindukan sebuah tangisan lucu yang memecah malam di balik pintu itu. Maka untuk itu ia merelakan dirinya untuk mengganti piring-piring yang sumbing di rumahnya dengan piring baru, dan berjanji untuk tidak membunuh ular, lipan, tikus atau serangga dan nyamuk sekalipun karena betapa ia merindukan suara tangisan yang lugu dan lucu di balik pintu yang kerap menggoda mimpi-mimpinya itu

Ciri-ciri Orang Yang Tidak Mau Ditegur

Seringkali kita memiliki segudang kesulitan untuk menemukan kelemahan ataupun kekurangan dalam diri kita. Tetapi jika kita mau mengakui bahwa sesungguhnya sebagian besar hambatan tersebut terjadi dikarenakan oleh faktor internal dimana kita menutup diri dari sebuah perubahan.

Ciri-ciri Orang Yang Tidak Mau Ditegur




Itulah sebabnya seringkali mengapa kita seperti selalu dipertemukan dengan orang-orang tertentu yang menegur, mengkritik atau menunjukkan kelemahan dan kekurangan kita. Hal tersebut terjadi sebenarnya agar kita bisa menyadari dan mengubah setiap kesalahan yang masih ada dalam diri kita.

Kira-kira seperti apa ya orang yang ternyata sulit merubah sifatnya atau lebih spesifik orang yang belum bisa menerima kritikan atau masukan dari orang lain ??

Steven Agustinus seorang Potential Explorer serta Motivator menjelaskan 4 ciri orang yang tidak mau ditegur, salah satunya adalah :

1.  Menganggap Diri Sendiri Adalah Pribadi yang Sempurna

Seringkali tanpa disadari kita sudah menganggap diri sebagai insan yang ‘paling’ sempurna, atau minimal jauh lebih baik dari yang lainnya. Sehingga kita beranggapan bahwa kita sudah tidak terlalu perlu untuk alami perubahan lagi.

Apalagi jika yang menegur adalah orang yang kita nilai memiliki kemampuan yang jauh dibawah kita. Seperti contoh mungkin yang menegur itu adalah istri, adik, anak, bawahan atau orang lain yang kita anggap tidak memiliki kapasitas untuk menegur kita. Maka dengan mudah kita akan mengacuhkan nasehat atau teguran itu.

Steven Agustinus seorang Potential Explorer serta Motivator menjelaskan ciri kedua dari orang yang tidak mau ditegur, salah satunya adalah :

2.  Memiliki Pemahaman Bahwa Hanya Tuhan yang Bisa Menegurnya

Orang yang tidak bisa menerima teguran atau biasa yang kita sebut dengan ‘keras kepala’, akan memiliki anggapan bahwa hanya Sang Penciptalah yang boleh dan bisa menegurnya. Karena ia beranggapan bahwa setiap manusia memiliki kelemahan yang jauh lebih parah darinya sehingga tidak satupun orang yang layak untuk memberi masukan padanya.

Orang Lain ??

Sebenarnya pemahaman akan Tuhan yang menegur ciptaan-Nya tidak ada yang salah, namun terkadang manusialah yang mengartikannya dengan keliru. Kita harus menyadari bahwa Tuhan tidak akan selalu berbicara secara audible atau terdengar secara jelas kepada kita. Sang Pencipta juga selalu menggunakan berbagai cara untuk bisa mengoreksi kesalahan kita seperti teguran dari orang terdekat, saudara, keluarga, teman dan lain sebagainya.

Teguran juga tidak hanya datang dari orang saja tetapi mungkin saat kita sedang membaca buku dimana didalamnya terdapat kata-kata yang mengingatkan kita akan kesalahan kita. Atau mungkin saat kita sedang menonton televisi ataupun film, dan masih banyak lagi cara yang dilakukan oleh Yang Maha Kuasa.

Tetapi yang harus kita sadari adalah bahwa Sang Pencipta pasti menggunakan orang-orang terdekat untuk mengingatkan ataupun menegur kita. Mulailah membuka diri untuk dapat menerima masukan ataupun teguran dari orang lain. Karena bisa jadi orang-orang tersebut merupakan cara yang dilakukan Sang Pencipta untuk mengubah kesalahan kita.

Life of Pi

Kisah ini akan terasa akrab bagi pembaca novel atau film saduran novel Life of Pi. Terombang-ambing di lautan dalam jangka waktu lama, bertahan hidup, berhasil kembali ke daratan, dan ceritanya diragukan. Bedanya hanya ketiadaan hewan dalam kisah nyata ini seperti halnya cerita fiksi karangan Yann Martel tersebut.

Life of Pi


Adalah Jose Salvador Alvarenga (37) yang mengaku menghabiskan lebih dari satu tahun terombang-ambing di laut. Dia tiba di Majuro, ibu kota Kepulauan Marshal, Senin , terlihat seperti orang yang memang hilang selama setahun.

Berambut panjang terburai dengan jenggot berantakan, Alvarenga tersenyum dan melambaikan tangan kepada kerumunan orang sembari menggenggam kaleng minuman ringan yang dia sebut sebagai minuman bersoda pertama yang dia nikmati setahun terakhir.

Alvarenga berasal dari Meksiko. Kepulauan Marshall tempat dia terdampar berjarak sekitar 5.500 mil atau hampir 9.000 kilometer dari tempat asalnya. Meski mengaku baru lepas dari ujian hidup berat di samudra, Alvarenga masih tampil "chubby".

Kisah Alvarenga pun ibarat versi kehidupan nyata dari cerita film Cast Away. Kali ini dengan pengecualian adegan voli pantai. Otoritas Kepulauan Marshall dengan hati-hati menyatakan keraguan atas penuturan Alvarenga dalam bertahan di lautan.

Kisah Alvarenga

Dalam penuturannya Alvarenga mengatakan dia tersesat setelah memancing hiu di lepas pantai Meksiko pada Desember 2012. Dia mengaku bertahan hidup di Samudra Pasifik dengan makan ikan, burung, dan kura-kura.

Sebagaimana dituturkan Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Kepulauan Marshall, Thomas Armbruster, Alvarenga mengaku meraup ikan kecil yang berenang di samping perahunya dan memakan ikan itu mentah-mentah. Untuk mengatasi rasa haus, dia meminum darah burung yang bisa dia tangkap.

Kepada petugas, Alvarenga mengaku berasal dari El Salvador tetapi telah lama tinggal dan bekerja di Meksiko sebagai nelayan selama 15 tahun sebelum hanyut. Pada Desember 2012, Alvarenga mengatakan dia meninggalkan Meksiko menggunakan perahu fiberglas bersama seorang rekan remaja bernama Yehezkiel.

Hantaman badai menjadi awal "petualangannya" terkatung-katung di lautan. Menurut Alvarenga seperti ditirukan Armbruster, Yehezkiel meninggal sebulan sejak pertama kali perahu mereka dihantam badai.

Lebih dari setahun di laut, Alvarenga mengatakan kepada petugas dia berenang ke daratan Ebon, daerah kecil yang masuk wilayah Kepulauan Marshall. Dengan cepat, cerita perjuangannya bertahan di laut menjadi buah bibir warga. Setelah menjalani pemeriksaan medis, Alvarenga ingin cepat kembali ke Meksiko.

"Dia sangat ingin kembali berkomunikasi dengan majikannya, dan juga dengan keluarga Yehezkiel," ujar Armbruster mengutip Alvarenga. "Itulah motivasi dia sekarang."